Jejak - Mengenang, Kata-Kata Omong Kosong | DoubleA



Pelabuhan kupal pagi ini...

Tepat di pojok ruang tunggu, menunggu jemputan. Orang lalu-lalang, sebagai penjemput, pengantar atau pejalan yang mampir sejenak, ada juga tukang ojek yang mencoba peruntungan dengan menawarkan tumpangan, ibu-ibu yang terpaksa harus menutup warungnya sambil bercanda tawa dengan orang-orang yang lewat penuh keakraban "singgah dulu, kopi goraka satu" sambil diikuti tawa bersama. Selalu ada keakraban.


Berbaring di pojok ruang tunggu...

Meleburkan diri dalam setiap perjalanan, mengevaluasi apa yang baru saja terjadi... Semalam, malam yang tiba-tiba terasa singkat berubah menjadi begitu panjang. Harusnya menjadi malam yang istimewa, harusnya.

Semalam adalah kalkulasi dari segala jenis peristiwa, kesimpulan dari segala jenis perjalanan, sampai pada sikap untuk memutuskan... Perlahan saya mulai larut dalam perjalanan yang dulunya penuh harap, mengenang dulu setiap kebahagian yang tercurah setiap detiknya..


Tiba-tiba...

Aku disela oleh seorang yang tak dikenal.

"Boss kemana?" Sapanya...

Dalam batin aku berucap "mengganggu", sambil perlahan membuka mata. Sambil tersenyum aku menjawab, beliau menggunakan seragam tentara, kuat dugaan beliau adalah Babinsa disini.

"Tunggu jemputan bang, saya mo ke Desa Pelita" sahut saya.

"Oh iyah... Hati-hati hpnya". sahutnya.

Akupun mengangkat jempol ke arahnya, lalu sama-sama kami melempar senyum satu sama lain, itu nampak bukan dari bibirnya tapi dari matanya, karena kita sama-sama menggunakan masker.


Aku kembali memasang earphone kanan yang tadi sempat dibuka, kembali masuk dalam ingatan yang tadi terputus... Aku kemudian membatin sambil tersenyum karena lucu... "Bang**t sesuai lagi dengan kondisi hati". Lirik lagu secara kebetulan yang keluar melalui earphone.


...Entah sa yang salah kah

atau ko yang cepat menyerah

saat badai datang dan 

sa coba genggam ko pu tangan

namun ko lepas

sendiri sa bertahan dan sa kalah...


Dengan percaya diri tanpa memperdulikan orang-orang sekitar, aku ikut bernyanyi ketika lagu itu mulai masuk reff... Sambil tersenyum bahagia mengenang perjalanan yang sebenanrnya diikat dengan janji suci berujung patah hati.. hehehe.


...Dan sa tersadar dari mimpi panjang

tentang kenangan yang indah dulu

yang tlah terhapus waktu

hilang dan jadi debu

Dan sa terbangun menatap indah mentari

yang datang sadarkan mimpi

sa panggil cinta

namun su trada lagi...


Bahagia, sedih, kecewa, merasa konyol, entah apa kondisi batin saya saat ini. Hanya di kepala penuh gejolak. Hanya saja setiap kenangan yang terlintas begitu sangat membahagiakan. Begitulah hidup, ia adalah tabungan kenangan, yang namanya kenangan memang harus dikenang karena  begitu kodratnya, mengenanglah, lalu tertawalah, leburkan diri anda dalam setiap detik kenangan yang dikenang, lucu bukan? Indah dan begitu sempurna. Setiap detik tak akan terlewat.


Lalu bagaimana dengan sikap untuk memutuskan? Lelah, kecewa... Tapi harus diputuskan. Pergi walau tak rela.

Mengikhlaskan itu omong kosong bukan? Yang ada adalah terpaksa lalu terbiasa. Aku memilih untuk tidak terbiasa.

Kita pernah berjanji termasuk menggadai kebahagian jika tidak bersama, aku dengan penuh ketulusan, kamu hanya basa-basi... Tidak percuma aku menjaga, tapi sayangnya, kamu memaksa dan di hati ada dia.


Kupal, 17 April 2021.

Komentar

  1. Dan aku tahu siapa orang yang telah membuat mu patah hati
    Hanya satu harapan untuk mu semoga di pertemukan dengan dia yang benar-benar bisa menghargai rasamu

    BalasHapus
  2. Kenapa orang dalam kondisi ini, menulis sangat bagussssz. Candu jadinya 😀👍👍👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BEASISWA LPDP? Mari Berbagi Cerita – APA SAJA YANG DISELEKSI - LPDP 2021

Jejak - Desa Pelita Di Hari Kedua

Catatan Perindu yang tak pernah Dirindu - Quotes